IMM FAI UAD
Menu
Close
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Fakultas Agama Islam UAD

3 Persiapan Menuju Generasi Emas Indonesia: Perspektif Kenabian

3 Persiapan Menuju Generasi Emas Indonesia: Perspektif Kenabian

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Muhammad Ziya Ul Albab (Anggota Bid. Medkom IMM FAI UAD 2024-2025)

Dewasa ini narasi Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045semakin marak kita dengarkan. Narasi tersebut kerap kita jumpai baik di media massa dan informasi, mulai dari yang online sampai yang offline. Ketika dikatakan demikian, sudah tentu timbul rasa bangga di hati karena generasi muda digadang-gadang akan menjadi pionir kemajuan bangsa di masa depan. Pada saat yang bersamaan timbul kekhawatiran di hati, apakah mungkin dengan kondisi generasi muda yang seperti saat ini kita bisa mewujudkan narasi tersebut?

Perasaan skeptis yang muncul ini bukan tanpa dasar, tapi justru ini merupakan realitas kehidupan yang bisa dilihat di sekitar kita. Akhir-akhir ini banyak anak muda yang rela menghabiskan waktunya hanya berbaring sambil hp-an diatas kasur alias mageran, ada juga yang rela menunggu berjam-jam agar namanya disebut dalam deretan cek khodam, ada lagi yang uangnya habis hanya untuk penipuan online yang dimanipulasi dengan istilah judi online lalu dibungkus dengan istilah trading, ada yang hanya bermain game online tanpa memperhatikan waktu dan dunia nyata, ada anak-anak yang masih SD di-bully teman-temannya, anak SD berbuat asusila. Apakah sudah? belum kawan!

Ada juga perempuan yang bajunya sengaja dibuat ketat dan cara jalannya dilebih-lebihkan, hijabnya dililit dileher, bergaul sama laki-laki sampai pegang-pegangan, pelukan, nempel-nempel, bahkan pacaran dianggap hal biasa. Padahal sudah banyak kasus pemerkosaan, pengguguran kandungan sampai pembunuhan bermula dari dua insan yang bergaul tanpa batasan.

Ada juga laki-laki yang sengaja tebar pesona, gemar jual paras sambil joget terus mulutnya ngikutin lagu yang sedang diputar, padahal isi kepalanya nihil. LGBT alias pencinta lubang haram dianggap hal biasa dengan dalih hak asasi manusia, nongkrong tanpa tujuan sampai larut malam bahkan kadang membuat kejahatan di jalanan dengan dalih memaksimalkan masa muda. Deretan kursi pemerintahan yang haus akan harta dan kekuasaan sehingga berani mengkorupsi harta rakyat dan menganggap akhirat hanya cerita khayalan, dan berbagai masalah yang kompleks serta sistematis lainnya. Allahu Akbar, hanya Allah lah yang tau berbagai problematika lain yang mungkin terluput oleh kita.

Dengan semua fakta sosial diatas, apakah kita masih yakin bisa menjadi generasi emas Indonesia pada tahun 2045 itu? Memang tidak semua generasi muda kita seperti yang telah disebutkan diatas. Kita masih bisa sedikit menghirup nafas lega ketika masih ada pondok pesantren yang menjadi pionir pembelajaran agama, pondok tahfiz Al-Quran untuk melestarikan ayat-ayat-Nya, perguruan tinggi Islam yang berdakwah lewat sektor pendidikan, tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi teladan untuk umat, anak-anak muda yang mempergunakan media sosialnya sebagai mimbar dakwah digital, dan berbagai kondisi positif masyarakat yang bisa kita lihat. Antara realita yang baik dan yang buruk tersebut seolah imbang adanya. Tapi walaupun demikian hal ini tidak boleh dianggap biasa.

PEMBAHASAN

Kalau kita mau mengadakan perubahan dan menciptakan generasi emas tersebut, maka kita perlu berusaha dengan cara memperbaiki apa yang salah dan menyiapkan dengan maksimal untuk kedepannya. Kalau kita biarkan, maka khawatir generasi muda yang sudah baik tadi bisa dimusnahkan oleh mereka yang tidak baik. Setiap zaman akan ada kebaikan dan kejahatan. Ada Nabi Musa maka ada pula Fir’aun, ada Nabi Yusuf ada pula Zulaikha, ada Nabi Ibrahim ada pula Namrud, bahkan ketika adanya Baginda Nabi Muhammad ﷺ maka ada pula Abu Lahab, Abu Jahal dan kawan-kawannya. Maka tinggal kita yang memilih dengan penuh kebijaksanaan, mau memilih yang baik atau memilih yang buruk.

Berangkat dari keresahan tersebut, ada pesan Nabi yang bisa menjadi referensi kita dalam melakukan perubahan menuju kebaikan, yang tentunya juga bisa menjadi pendukung untuk mencapai generasi emas di 2045 itu. Pesan Nabi tersebut ialah hadis yang sudah terdokumentasikan dengan sangat apik oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, yang berbunyi:

الْمُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إلى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وفي كُلٍّ خَيْرٌ. احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ، وإنْ أَصَابَكَ شَيءٌ، فلا تَقُلْ: لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ؛ فإنَّ (لو) تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Bersungguh- sungguhlah kamu dalam meraih apa-apa yang bermanfaat bagimu, lalu mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila suatu musibah menimpa dirimu, maka janganlah kamu mengatakan: 'kalau saja aku berbuat begitu dan begini..' , tapi katakanlah ini semua sudah kehendak Allah. Karena sesungguhnya berandai-andai seperti itu bisa berpotensi membuka pintu syaitan (untuk menggoda manusia”

- HR. Muslim

Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa orang Islam yang beriman dan kuat, akan lebih baik daripada yang lemah. Berangkat dari hadis ini maka kita jangan hanya terpaku pada makna kata kuat sebagaimana yang dikenal pada umumnya, namun jika digali lebih luas ada berbagai faedah lain yang bisa diambil dari hadis tersebut. Berangkat dari hadis ini setidaknya kita bisa mengambil 3 tips untuk menjadi referensi dalam mewujudkan “generasi indonesia emas di 2045”. Adapun 3 tips itu adalah:

  • Menjadi mukmin yang kuat spiritual

Keimanan adalah suatu hal yang bisa menjadi kontrol atas diri setiap individu. Simpelnya orang yang memiliki kekuatan iman itu akan selalu yakin bahwa dia dilihat oleh Tuhannya dan ia yakin setelah ia meinggal dunia semua yang  ia lakukan akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan-Nya. Ketika seorang muslim itu melakukan kejahatan dengan penuh kesadaran apalagi sampai menyusahkan banyak pihak namun tidak ada rasa bersalah dan penyesalan dalam dirinya maka bisa dipastikan ada yang sedang tidak baik-baik saja pada imannya. Bagaimana bisa orang yang solat, yang seharusnya dengan solatnya tersebut mampu mencegah ia dari perbuatan buruk justru ia malah menjadi pelaku kejahatan tersebut. (Lihat Al Quran Surat Al Ankabut ayat 45)

Untuk menguatkan iman kita mulailah dari memperbaiki dan memperbanyak salat, membaca Al-Quran, puasa sunnah, bersedekah dan berbagai amalan ibadah lainnya. Dengan demikian iman kita akan semakin menguat dan kita bisa menjadi lebih hebat.

  • Menjadi mukmin yang kuat intelektual

Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa keimanan itu sangat penting bagi setiap manusia, maka perlu kita ingat bahwa intelektual juga tidak kalah penting bagi kita. Kita tidak boleh melupakan intelektualitas kita. Akal yang selalu terasah dan diberikan metodologi tertentu maka ia akan menjadi intelektual. Intelektual akan membantu kita lebih bijak dalam mengaktualisasikan nilai yang menjadi esensi ibadah kita. Berapa banyak orang yang ibadahnya begitu luar biasa, namun dalam urusan akademik malah lemah. Seharusnya mukmin itu bisa menyeimbangkan keduanya. Faktor kemunduran umat Islam saat ini salah satunya adalah adanya anggapan bahwa hidup ini cukup beribadah saja karena dunia itu pada akhirnya akan ditinggalkan. Padahal, sesungguhnya dengan intelektualitas ini kita bisa belajar bagaimana beribadah dengan baik dan benar, serta dengan intelektualitas kita bisa manfaatkan untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia.

Untuk memperkuat intelektualitas maka kita perlu banyak membaca buku, berdiskusi, mengikuti kegiatan yang bisa meningkatkan intelektualitas, seperti seminar, lokakarya, dan lain sebagainya. Dengan intelektualitas kita tidak hanya menjadi makhluk yang seolah-olah dikurung oleh agama, namun kita juga bisa menjadi hamba Allah yang paripurna.

  • Menjadi mukmin yang kuat fisik

Semua impian, cita-cita, harapan, mimpi, pendidikan, pencapaian, kesuksesan dan apapun itu dalam hidup ini mesti diperjuangkan. Salah satu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuannya tersebut adalah dengan menjadi orang yang sehat. Tanpa kekuaan fisik maka kita akan mudah sakit, kalau kita sudah sakit maka akan sulit untuk melakukan banyak hal. Maka dari itu mari perbaiki pola makan, pola tidur, pola hidup sehat dan berbagai upaya lainnya.

KESIMPULAN

Kita mesti saling bersinergi untuk mendidik, mengarahkan serta menciptakan “generasi emas di tahun 2045” dengan 3 kekuatan tersebut. Kita bisa mengakulturasikan semua aspek kekuatan berdasarkan hadis Nabi, yakni kuat iman, kuat intelektual, dan kuat fisik. Ketika sudah ada 3 kekuatan tadi maka Insya Allah kita akan mendapatkan manfaat yang lebih komprehensif dan impian generasi emas di 2045 akan mudah terwujud.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait

IMM FAI UAD