Pentingnya Hablumminallah dan Hablumminannas dalam Kehidupan
Oleh: Alfin Syahrin (Kader 2023 IMM FAI UAD )
Saya mencoba menganalisis terkait hal yang sering terjadi di sekitar kita, khususnya dikalangan masyarakat, banyak masyarakat yang hanya mementingkan hubungan baik dengan Allah, seperti salat, sedekah, puasa, berkurban, dan lain-lain. Namun, tidak pernah memikirkan hubungan baik dengan sesama manusia. Umat Islam adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Seperti yang disebutkan dalam surah Al-Imran Ayat 110 dan Al-Hujurat Ayat 10 yang berbunyi:
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al imran Ayat 110)
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu. Dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al -Hujurat 10).
Makna dari surat Al-Imran Ayat 110 adalah umat Islam itu (umat nabi Muhammad.Saw) adalah sebaik-baiknya umat dan orang-orang yang paling bermanfaat bagi sekalian manusia, kalian memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu segala yang diketahui kebaikannya menurut syariat maupun akal, dan kalian melarang kemungkaran, yaitu segala yang diketahui keburukannya menurut syariat maupun akal, dan beriman kepada Allah dengan keimanan mantap yang dikuatkan dengan amal perbuatan nyata.
Adapun makna dari surat Al Hujurat tersebut adalah tentang anjuran untuk selalu berdamai antar sesama orang yang beriman, pentingnya persaudaraan, larangan mengolok-olok antar sesama, merendakan orang lain, menggunjing, serta kesamaan derajat di antara orang Islam dan yang membedakan hanyalah ketakwaan.
Topik ini sangat bagus diterapkan dalam masyarakat, hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan hablumminnas (hubungan dengan sesama manusia) sangat penting dalam masyarakat. Hablumminallah memperkuat spiritualitas dan moralitas individu, memandu tindakan sesuai dengan nilai-nilai agama serta memberi ketenangan pikiran.
Sementara itu, hablumminnas membentuk jalinan harmonis antara individu dalam masyarakat, menciptakan rasa persaudaraan, empati, dan solidaritas. Kedua aspek ini saling melengkapi; hubungan yang baik dengan Allah mengilhami perilaku yang baik terhadap sesama manusia, sementara hubungan yang baik dengan sesama manusia mencerminkan cinta dan ketaatan kepada Allah. Keselarasan keduanya membangun masyarakat yang adil, damai, dan penuh kasih.
Namun, realitas yang terjadi adalah ketidakseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas). Hal ini, bisa dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kecenderungan manusia untuk terperangkap dalam urusan dunia yang sibuk, seperti pekerjaan, studi, atau ambisi materi. Hal ini bisa membuat kita melupakan kewajiban spiritual kita kepada Allah dan mengurangi waktu yang digunakan untuk beribadah, refleksi, dan kontemplasi.
Di sisi lain, faktor-faktor psikologis seperti egoisme, keserakahan, dan ketidakpedulian terhadap kebutuhan orang lain juga dapat mengganggu hubungan kita dengan sesama manusia. Ketika fokus utama adalah memenuhi keinginan pribadi atau mencapai tujuan material, kita mungkin kehilangan empati dan koneksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, penting untuk menemukan harmoni antara dimensi spiritual dan sosial dalam kehidupan kita. Ini bisa melibatkan pengaturan ulang prioritas, menetapkan waktu khusus untuk ibadah dan refleksi, serta membiasakan diri untuk peduli dan membantu sesama. Dengan memperkuat kedua aspek ini, kita bisa mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hidup kita.
Dalam ajaran agama Islam, seorang muslim sudah memiliki kewajiban untuk berbuat baik kepada semua manusia tanpa terkecuali ( Anwar Abbas dalam Ceramah Subuh di Masjid Al Jihad, Banjarmasin pada Sabtu 20/4). Sama halnya dalam hubungan dengan bertetangga dengan yang berbeda agama juga di ajarkan untuk bersikap baik dan adil. Mereka punya hak-hak dan kehormatan sebagai tetangga.
Berbuat kepada tetangga bisa dalam bentuk memberi makanan yang halal dan boleh pula menerima makanan dari mereka berupa makanan yang halal. Memelihara toleransi sesuai prinsip-prinsip yang di ajarkan agama islam. (Dadang Kahmad “Guru Besar Sosiologi Agama UIN Bandung” Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik).
Sheikh Hamza Yusuf mengajarkan umatnya untuk memprioritaskan ketaatan kepada Allah dalam ibadah, sambil tetap menjaga nilai-nilai kasih sayang, kepedulian, dan keadilan terhadap sesama manusia. Salah satu solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia.
Ini dapat dilakukan melalui refleksi pribadi, membiasakan diri untuk meluangkan waktu untuk ibadah dan juga untuk membantu sesama. Selain itu, penting juga untuk memperkuat hubungan dengan komunitas atau kelompok yang mendukung pertumbuhan spiritual dan sosial. Dengan cara ini, kita dapat secara bertahap mencapai keseimbangan yang lebih baik antara ketaatan kepada Allah dan pelayanan kepada sesama manusia.
Kesimpulannya, menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas) merupakan prinsip penting dalam agama Islam. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kasih sayang, kepedulian, dan keadilan yang diajarkan oleh Islam. Untuk mencapai keseimbangan ini, diperlukan kesadaran diri, refleksi, dan tindakan konkret dalam menjalankan ibadah kepada Allah serta membantu dan berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan memprioritaskan keduanya secara seimbang, kita dapat mencapai kedamaian dalam diri dan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow