IMM FAI UAD
Menu
Close
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Fakultas Agama Islam UAD

Kenapa Bahasa Arab Dinamai Bahasa Dlad (ض)

Kenapa Bahasa Arab Dinamai Bahasa Dlad (ض)

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Abdur Rahman Soleh (Kabid RPK PK IMM FAI UAD 2024-2025)

Kenapa Bahasa Arab Dinamai Bahasa Dlad (ض)

Bahasa merupakan jantungnya suatu bangsa dan ruhnya suatu umat. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mengungkapkan keadaannya, pikirannya dan cita-citanya.[1] Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang maupun sekelompok orang dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya. Bahasa juga memiliki karakteristik manusisawi, jadi hanya manusia lah yang memiliki bahasa. Bahasa juga memiliki peran penting dalam kehidupan manusia baik secara lisan maupun tulisan.[2]

Di antara bahasa-bahasa yang ada di dunia saat ini, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan di dunia saat ini. Bahasa Arab juga merupakan bahasa al-Qur’an ini memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Salah satu keunikan yang membedakan bahasa Arab dengan bahasa lain adalah bahasa Arab disebut juga dengan bahasa Dlad. Lantas apa yang menyebabkan bahasa Arab disebut dengan bahasa Dlad?.

Huruf (ض) Dlad dalam bahasa Arab

Setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing dalam pengucapannya, bentuk-bentuk hurufnya maupun logatnya. Begitu juga halnya dengan bahasa Arab yang juga memiliki ciri khasnya, salah satu keunikan dari bahasa Arab adalah huruf Dlad (ض). Huruf Dlad merupakan salah satu huruf hijaiyah  dan termasuk huruf yang nyaring dalam bahasa Arab. Huruf Dlad hanya dimiliki oleh bahasa Arab secara khusus dan tidak ditemukan dalam bahasa orang ‘ajam (non-Arab) kecuali sedikit.

Di dalam kitab Jumhurah al-Lugah   ‘Ibn Duraid menjelaskan bahwa huruf-huruf yang digunakan oleh orang Arab di dalam kalamnya dalam kata benda, kata kerja, harakatnya, dan suara-suaranya berjumlah dua puluh sembilan huruf. Dua huruf diantara huruf-huruf tersebut khusus terdapat di orang Arab yaitu huruf  Ha (ح) dan Zha  (ظ) yang tidak terdapat di Bahasa lain, walaupun huruf Ha juga banyak ditemukan  di bahasa Suryani, Ibrani, dan Habasyah.[3]

Terdapat juga enam huruf dari huruf-huruf tersebut yang banyak digunakan oleh orang Arab tetapi sedikit digunakan oleh orang ‘ajam yaitu ‘Ain (ع), Sad (ص), Dlad (ض), Qof (ق), Tha (ط), Tsa (ث). Huruf-huruf selain dari enam huruf tersebut terdapat di Bahasa Arab maupun Bahasa ‘Ajam kecuali huruf Hamzah (ء).

Orang Arab jika mengucapkan huruf-huruf yang tidak umum digunakan mereka akan mengganti huruf tersebut dengan makhraj huruf yang bedekatan seperti,  kata “بور”   antar huruf Ba dan Fa mereka akan mengucapkan dengan kata “فور”  karena huruf Ba (ب) dan Fa (ف) memiliki makhraj yang berdekatan.[4]

Sebab-sebab dinamai bahasa Dlad

Bahasa Arab dikenal dari dulu hingga sekarang dengan sebutan bahasa Dlad. Hruruf Dlad menjadi pembeda atau ciri khas dari bahasa Arab, sehingga jika disebutkan bahasa Dlad maka disebut pula bahasa Dlad. [5]Disebut dengan Bahasa Dlad dikarenakan beberapa alasan, berikut sebab-sebabnya:

Pertama, banyaknya penggunaan huruf Dlad dalam bahasa Arab.

Banyaknya penggunaan huruf Dlad dalam bahasa Arab menjadi ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lain di dunia. Al-‘Ash‘amiy berkata[6] :

“Bahasa Romawi tidak memiliki huruf Dlad (ض), Bahasa Persia tidak memiliki huruf Tsa (ث) dan Bahasa Suryani tidak memiliki huruf Dal (د) dan Dzal (ذ).”

Pada akhir abad kedua dan awal abad ketiga hijriah orang-orang ‘ajam (orang non-Arab) mulai banyak yang masuk Islam dan menggunakan bahasa Arab. Mereka kesulitan dalam mengucapkan huruf Dlad yang mengakibatkan mereka dalam mengucapkannya mencampuri huruf Dlad (ض) dengan huruf Zha (ظ). Maka banyak bermunculan karya-karya dari pada ulama untuk menjelaskan perbedaan antara dua huruf tersebut, seperti kitab al-Farq baina adl-Dlad wa azh-Zha’ karya Ibn ‘Ibad.

Makiy bin Thalib al-Qaisiy menjelaskan terdapat 29 huruf yang masyhur yang mana sebagian huruf-huruf tersebut juga terdapat di bahasa Arab maupun bahasa ‘Ajam kecuali huruf Zha (ظ) karena huruf tersebut khusus terdapat di bahasa Arab. Dikatakan juga huruf Ha (ح)menjadi ciri khas yang membedakan bahasa Arab dengan bahasa ‘Ajam. Makiy bin Thalib al-Qaisiy juga menyebutkan 6 huruf yang ada dalam Bahasa Arab namun sedikit di bahasa ‘Ajam, yaitu ‘Ain (ع), Shad (ص), Dlad (ض), Qof (ق), Tha (ط), Tsa (ث).[7]

Kedua, Hilangnya huruf Dlad di rumpun Bahasa Semit

Huruf  Dlad sebenarnya juga terdapat di rumpun Bahasa Semit kuno yang mana rumpun bahasa ini terdapat sekitar  20 bahasa dan bahasa Arab termasuk salah satu darinya.[8] Namun kemudian, huruf Dlad menghilang dari bahasa-bahasa Semit dan suara huruf Dlad menjadi berbeda-beda .Tetapi bahasa Arab masih menggunakan huruf Dlad diantara semua rumpun {bahasa Semit yang lainnya. [9]

Ketiga, sulitnya mengucapkan huruf Dlad

Suara huruf Dlad menjadi hal penting bagi orang Arab. Huruf Dlad menjadi kebangggan bagi orang Arab. Para penyair Arab juga dengan bangga dengan ciri khas yang dimiliki bahasa Arab dibanding dengan bahasa lainnya.

Para ulama menganggap huruf Dlad adalah huruf yang sulit untuk diucapkan. Al Jazari mengatakan “tidak ada huruf-huruf yang sulit di lisan seperti huruf Dlad, karena setiap lidah orang berbeda-beda, sedikit orang yang bagus dalam mengucapkannya, ada yang mengucapkan huruf dlad dengan huruf zha (ظ), dzal (ذ), atau za (ز)”.[10]

Hukum mengganti huruf Dlad (ض) dengan Zha (ظ)  di dalam Surat al-Fatihah

Kita mengetahui bahwa membaca surat al-Fatihah merupakan rukun yang wajib dilaksanakan. Hal itu juga berlaku ketika membaca surat al-Fatihah harus sesuai dengan makhraj huruf-hurufnya, jika mengganti satu huruf saja dalam surat al-Fatihah maka sholat kita tidaklah sah.

Lantas, bagaimana dengan dua huruf seperti Dlad dan Zha yang memiliki makhraj yang berdekatan dan sering kali kita sebagai orang non Arab terbolak-balik dalam mengucapkan dan membedakan dua huruf tersebut. Berikut hukum-hukumnya

Imam Ibnu Taimiyah berkata  orang yang tidak membaca surat al-Fatihah maka tidak boleh sholat dibelakangnya (menjadi imam), maka tidak boleh pula sholat dibelakang orang yang cadel karena mengganti huruf dengan huruf yang lain. Kecuali huruf Dlad Ketika mengucapkannya dari ujung lidah seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang, dalam hal ini memiliki dua pendapat.[11]

Pendapat pertama

Pendapat ini beranggapan tidak boleh sholat dibelakangnya dan sholatnya tidak sah karena mengganti huruf dengan huruf yang lain. Makhrojnya Dlad berada di langit-langit mulut sedangkan makhrojnya huruf Zha berada di ujung gigi. Seperti membaca ولا الضالين dibaca ولا الظالين hal ini akan merubah maknanya.

Pendapat kedua

Pendapat ini beranggapan sah dan lebih mendekati, karena dua huruf ini di dalam pendengaran sama dalam satu hal dan persepsi serta berdekatannya makhraj pada kedua huruf tersebut  dan yang dimaksud oleh pembaca adalah lafadz الضلال (kesesatan) lawan dari الهدى (petunjuk) yang bisa dipahami oleh si pendengar.

Pendapat pertama lebih rajih karena tidak sah mengganti huruf Dlad dengan Zha, pendapat ini yang diambil oleh ulama terdahulu menurut Ibn Taimiyah.

Wallahu a’lam

[1] Dr. Raja’ Muhammad Ya’kub al-Huwasiy, “an-Nur al- Wadldla fi al-Farq baina adl-Dlad wa az-Za”, Jurnal Fakultas Agama Islam dan Bahasa Arab al-Iskandariyyah, hal. 273.

[2] Mita Atiiqah br Ginting, Nita Qosiimah br Ginting,Rizky Aleyda Ritonga, “UNIKNYA BAHASA ARAB”, Ekhsis: Jurnal Ekonomi, Syariah dan Studi Islam. Vol. 1No. 2, Oktober2023, hal. 2.

[3] Ibn Duraid, Jumhurah al-Lugah ,  hal 4.

[4] Ibn Duraid Jumhurah al-Lugah, hal 4-5.

[5] Nadhal Ahmad as-Syarif,” The sound of aldadu )ض )in Arabic Language (A Historical descriptive study)”, hal. 8. tesis ini dikeluarkan untuk mendapatkan gelar magister dalam bahasa Arab di Fakultas Sastra Universitas islam Ghaza.

[6] Nadhal Ahmad as-Syarif,” The sound of aldadu )ض )in Arabic Language (A Historical descriptive study)”, hal. 8.

[7] Makiy bin T{alib al-Qaisiy, ar-Ri‘a>yah litajwi>d al-Qira>h wa Tah}qi>q Lafz} at-Tilawah,> hal 56.

[8]Ghadah alal-halaiqah,” ‘adad al-Lughah as-Samiyah” https://mawdoo3.com/%D8%B9%D8%AF%D8%AF_%D8%A7%D9%84%D9%84%D8%BA%D8%A7%D8%AA_%D8%A7%D9%84%D8%B3%D8%A7%D9%85%D9%8A%D8%A9, diakses 25 februari 2024.

[9] Nadhal Ahmad as-Syarif,” The sound of aldadu )ض )in Arabic Language (A Historical descriptive study)”, hal. 10. 

[10] Dr. Abdul lathif Muhammad al-Khatib, “D{ad al-‘Arabiyah fi D{aui al-Qira>h al-Qur’a>niyyah”, hal 8.

[11] Dr. Raja’ Muhammad Ya’kub al-Huwasiy, “an-Nur al- Wadldla fi al-Farq baina adl-Dlad wa az-Za”, hal. 282.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    3
    Like
  • Dislike
    1
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait

IMM FAI UAD