IMM FAI UAD
Menu
Close
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Fakultas Agama Islam UAD

Peran Agama dalam Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme

Peran Agama dalam Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Agus Soleh Pratama (Kader 23 IMM FAI UAD)

Nasionalisme adalah ideologi atau doktrin yang menekankan pentingnya identitas nasional, kesetiaan terhadap negara atau bangsa, serta kebanggaan terhadap warisan budaya dan sejarah suatu negara. Nasionalisme mendorong rasa solidaritas di antara warga negara, mempromosikan persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan bersama, dan seringkali melibatkan semangat untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan negar.[1] Nasionalisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari nasionalisme kultural yang menekankan keunikan budaya dan tradisi suatu bangsa, hingga nasionalisme politik yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kekuatan politik suatu negara di tingkat internasional. Meskipun nasionalisme dapat menjadi sumber identitas dan kebanggaan nasional, namun juga dapat menimbulkan konflik jika tidak diimbangi dengan sikap toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.

Sedangkan, nasionalis itu sendiri merujuk pada semangat, kesetiaan, dan identitas yang kuat terhadap negara atau bangsa. Ini mencakup rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air, kebanggaan terhadap warisan budaya dan sejarah bangsa, serta semangat untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan keberlangsungan negara.[2] Jiwa nasionalis mencerminkan rasa solidaritas, persatuan, dan kesetiaan yang tinggi terhadap nilai-nilai nasional. Individu yang memiliki jiwa nasionalis biasanya memiliki semangat untuk mempertahankan kedaulatan negara, memperjuangkan keadilan sosial, dan mempromosikan persatuan dalam keragaman.

Terlepas dari nasionalisme itu berupa sikap semangat kebangsaan yang mengedepankan persatuan dan kesatuan ,namun nasionalisme itu pula bisa menimbulkan konflik antar warga negara, jika tidak diiringi dengan sikap toleransi seperti yang telah disebut . Apalagi Indonesia ini negara yang multikultural atau beragam macam kebudayaan di dalamnya, maka tak heran jika sering terjadinya konflik, baik konflik antar suku budaya maupun kepercayaan. Oleh karna itu, begitu pentingnya peran agama sebagai pondasi awal untuk membentuk dan menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi seluruh warga negara. Sebelum masuk ke pembahasan peran agama dalam membentuk jiwa nasionalis, perlu di pahami terlebih dahulu apa itu nasionalisme dalam beragama.

Nasionalisme dalam beragama merujuk pada kesadaran dan semangat kebangsaan yang diperkuat melalui nilai-nilai dan ajaran agama. Ini melibatkan pengakuan dan penghormatan terhadap identitas keagamaan seseorang dalam konteks kebangsaan atau negara. Dalam konteks ini, agama dapat berperan sebagai pendorong untuk memupuk rasa cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan dalam masyarakat yang beragam keyakinan agama.Nasionalisme dalam beragama juga mencakup pengertian bahwa keyakinan agama seseorang tidak bertentangan dengan kesetiaan dan kewajiban terhadap negara. Hal ini menekankan pentingnya harmoni antara identitas keagamaan dan identitas kebangsaan, serta bagaimana nilai-nilai agama dapat memperkuat semangat persatuan dan solidaritas dalam masyarakat.

Nasionalisme dalam beragama merupakan konsep yang menggambarkan hubungan yang erat antara identitas keagamaan seseorang dengan rasa cinta, kesetiaan, dan kontribusi terhadap negara atau bangsa yang bersangkutan.[3] Dengan penjelasan di atas bisa diambil benang merah bahwasanya agama tidak bisa dipisahkan dengan nasionalisme itu sendiri karena secara tidak langsung nasionalisme itu terbentuk karena adanya peran agama didalamnya.

Peran agama dalam menumbuhkan jiwa nasionalis dapat sangat signifikan karena agama sering kali menjadi salah satu pilar utama identitas dan nilai-nilai masyarakat.[4] Beberapa peran agama dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme antara lain:

  1. Membangun kesatuan dan persatuan

Agama dapat menjadi sarana untuk mempersatukan masyarakat dalam semangat persaudaraan dan kebersamaan yang melintasi perbedaan suku, ras, dan agama.

  1. Mendorong nilai-nilai kemanusiaan

 Agama mengajarkan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan perdamaian yang dapat menjadi landasan bagi sikap saling menghormati dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  1. Memperkuat identitas nasional

 Agama dapat menjadi pengikat yang memperkuat identitas nasional dengan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air, kesetiaan kepada negara, dan kepedulian terhadap sesama warga negara.

  1. Menginspirasi pengabdian kepada negara

Agama dapat menjadi motivasi bagi individu untuk berkontribusi dalam pembangunan negara, memperjuangkan keadilan sosial, dan memperkuat persatuan dalam keragaman.

  1. Menunjukkan rasa hormat terhadap simbol-simbol negara dan budaya lokal dalam praktik keagamaan.

Agama mengajarkan tentang nilai nilai toleransi seperti upacara keagamaan yang mencerminkan nilai-nilai toleransi, sehingga dapat tumbuhnya rasa nasionalisme.

  1. Menggunakan nilai-nilai agama sebagai panduan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial

Agama tidak hanya mengajarkan tentang  hablumminallah (hubungan dengan Tuhan) tetapi mengajarkan pula tentang hablumminannas (hubungan sesama manusia) sebagai bekal dalam untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

  1. Menyuarakan keadilan, perdamaian, dan kebaikan dalam tindakan sehari-hari

Berlaku adil, menjunjung tinggi perdamaian, serta senantiasa melakukan kebaikan dalam segala tindakan sehari hari merupakan suatu wujud  pengabdian terhadap Tuhan dan negara, karena itu adalah suatu gambaran seseorang yang berjiwa nasionalisme.

Dengan demikian, kesimpulan utama yang dapat diambil adalah bahwa peran agama dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme bukan hanya penting, tetapi juga esensial dalam membangun masyarakat yang memiliki rasa cinta, kesetiaan, dan kepedulian terhadap negara serta sesama warga negara. Agama dapat menjadi pendorong utama bagi individu untuk berkontribusi dalam memperkuat persatuan, menjaga keberagaman, dan memajukan bangsa ke arah yang lebih baik.

[1]Syofiyah Hasna, dkk, “Strategi Guru dalam Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Peserta Didik  melalui Pembelajaran Pkn”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3, No. 6 Tahun 202, Hal.2.

[2] Intan Nurul Fajri, dkk, “Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme pada Generasi Muda”, Journal  of Community  Service and Engagement  (JOCOSAE), vol. 2 No. 4, hal. 4.

[3] Susanti,”Moderasi Beragama dalam Masyarakat Multikultural”, Jurnal Tajdid, Vol. 6, No. 2, hal. 172.

[4] Raja Oloan Tumanggor dan Agoes Dariyo,” Peran Moderasi Beragama Untuk Pengembangan Sikap Nasionalisme Remaja Dalam Kerangka Ketahanan Sosial Di Lampung Tengah, Propinsi Lampung”, Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 29, No. 3, hal. 349.

 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    2
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait

IMM FAI UAD