Tafsir Ayat Kontradiktif
Oleh: Muhamad Hafidh As Shafa (Anggota Bidang Hikmah Politik dan Kebijakan Publik IMM FAI 2025/2026)
Al Qur’an adalah kitab suci dari umat yang beragama islam, Sebagian besar umat islam (para orang awam) menganggap segala segala sesuatu yang ada di Al qur’an adalah jelas kebenaranya, akan tetapi apabila kita pelajari dengan lebih detail atau secara mendalam, terdapat banyak ayat ayat pada Al quran yang kontradiktif dari segi arti, pemaknayan, dan tafsirnya. Maksud dari kontradiktif disini adalah terdapat perbedaan pemahaman, arti, dan juga multitafsir, yang mana apa bila kita tidak teliti dan tidak mempelajari lebih lanjut masalah ini akan menjadi suatu masalah yang terjadi perdebatan didalamnya.
Dalam al quran banyak sekali ayat ayat kontradiktif yang menjelaskan dari bebrapa hal, contoh ayat yang terdapat masalah antar ayat lainya yaitu ada pada ayat yang menjelaskan tentnag hukum perkawinan beda agama, dan ayat tentang perintah berjihad, sampai ayat yang bertema ketauhidan, ada pula ayat tentang keadaan orang kafir di hari kiamat dan ayat tentang syafaat di hari kiamat , (thohir,2015:24)
seperti berikut, Q.S Al-Baqarah 2/48:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
Artinya: “Takutlah kamu pada suatu hari (kiamat) yang seseorang tidak dapat membela orang lain sedikit pun, syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima, dan mereka tidak akan ditolong.”
Berdasarkan banyaknya ayat kontradiktif maka agar pembahasaan ini tidak mengambang kejelasannya, disini akan kita bahas/ kita sandingnkan dengan ayat yang bertentangan dengan ayat tersebut. Dalam ayat lain disebutkan bahwa :
يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا
Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Yang Maha Pengasih dan yang diridai perkataannya (thaha ;109)
Dalam hal ini terdapat perbedaan makna dan juga tafsir diantara dua ayat tersebut ayat pertama menjelas kan bahwa ketika hari kiamat tidak ada yang mendapatkan syafaat, semua orang sibuk terhadap urusan masing masing. dalam hal ini terdapat ayat penyokong yaitu pada surat abasa :
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ, وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ,وَصَاحِبَتِه وَبَنِيْهِۗ, لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
“pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya, Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya”. Di sini disebutkan bahwa semua orang tidak bisa menolong satu sama lain, bahkan sekalipun itu ayah dan ibunya, ataupun itu saudaranya, semua tidak bisa menolong satu sama lain karena sibuknya urusan mereka masing masing. Akan tetapi pada ayat kedua yang terdapat pada surat thaha ayat 109, pada ayat itu dijelaskan akan ada yang bisa menolong pada hari akhir, yaitu orang orang yang mendapatkan izin oleh allah SWT. mereka adalah yaitu Allah SWT, nabi Muhammad, para nabi dan malaikat, nabi Ibrahim AS, Asshidiqin, orang orang mati syahid (para syuhada), anak kecil yang meninggal sebelum akil baligh, syafaat puasa, dan syafaat membaca Al quran . (darunajah,2020:8)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua ayat Al quran dapat kita mentafsirkan secara langsung akan tetapi harus dikaji terlebih dahulu, apakah ayat ini menentukan hukum dengan jelas atau terdapat multitafsir, atau bahkan terdapat ayat lain yang bertentangan dengan ayat tersebut. Maka dari itu untuk mengambil keputusan para ahlul fiqh menyimpulkan untuk mengambil hukum dari ayat yang paling akhir turunya. (yuslem,2007:13)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow