Menu
Close
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Fakultas Agama Islam UAD

Nikmat Tuhan-Mu Manakah yang Kau Dustakan?

Nikmat Tuhan-Mu Manakah yang Kau Dustakan?

Smallest Font
Largest Font

Oleh Hajir Ahmad (Bid. TKK PK IMM FAI 2024-2025)

 Didalam realitas kehidupan yang luar biasa ini, telah begitu banyak kenikmatan yang telah Allah titipkan kepada kita, namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya.

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (QS. Saba (34): Ayat 13

Segala nikmat yang Allah hadirkan dalam hidup bisa berupa banyak hal, boleh jadi berupa nikmat sehat, nikmat kesempatan, nikmat ibadah, atau bahkan sesederhana nikmat bisa buang air.  

Ada beberapa hadis yang menyebutkan tentang doa ketika keluar dari kamar mandi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. 1. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: "كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ". (رواه أبو داود والترمذي)

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila keluar dari kamar mandi, beliau berdoa: غُفْرَانَكَ (Ghufraanak). Artinya: 'Ya Allah, ampunilah dosaku.'" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

  1. 2. عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: "كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافَانِي". (رواه أبو داود والترمذي)

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila keluar dari kamar mandi, beliau berdoa: غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِّي الْأَذَى وَعَافَانِي. (Ghufraanak, alhamdulillahil ladzi adzhaba 'annil adzaa wa 'aafaani). Artinya: 'Aku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesusahan dariku dan telah menyembuhkanku.'" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Doa ini menunjukkan sunnah Rasulullah SAW ketika keluar dari kamar mandi untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Sebagian Ulama menyebutkan salah satu hikmah dari kita yang diperintahkan untuk memohon ampun kepada Allah ketika hendak keluar mandi adalah sebagai wujud syukur bahwa tidak semua orang bisa buang air laiknya kita.

Syukur itu mengikat kepada nikmat atau dapat dikatakan bahwa syukur merupakan tindakan mengakui dan menghargai nikmat yang diterima dari Allah SWT. Dalam konteks agama Islam, sikap syukur sangat penting karena mengandung makna pengakuan bahwa segala nikmat yang kita terima berasal dari Allah sebagai Pemberi dan Pemilik segala sesuatu.

Secara konseptual, syukur mengikat kepada nikmat dalam beberapa aspek penting:

  1. Pengakuan Pemberi Nikmat: Dengan bersyukur, seseorang secara sadar mengakui bahwa nikmat yang diterimanya berasal dari Allah SWT. Allah adalah Pemberi nikmat yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui.

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

"Dan tidak ada nikmat yang ada pada kamu, melainkan dari Allah, kemudian apabila ditimpa kesulitan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu berdoa." (QS. An-Nahl [16]: 53)

  1. Penerimaan dengan Hati yang Bersih: Syukur bukan hanya sekedar ungkapan lisan, tetapi juga sikap hati yang tulus dan bersih. Allah mencintai hamba-Nya yang bersyukur karena sikap ini menunjukkan kepatuhan dan ketaatan kepada-Nya.

   وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

   Artinya: "Dan barangsiapa yang ingin memperoleh pahala di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari padanya, dan barangsiapa yang ingin memperoleh pahala di akhirat, Kami berikan kepadanya sebagian dari padanya; dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Surah Ali Imran (3): Ayat 145)

   Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur di dunia dan di akhirat, menunjukkan rahmat-Nya kepada mereka yang mengakui nikmat-Nya dengan tulus.

  1. Mengikat Kepada Kebaikan: Dalam Al-Qur'an, Allah berulang kali menyebutkan bahwa orang-orang yang bersyukur akan mendapatkan tambahan nikmat-Nya

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim [14]: 7).

Ini menunjukkan bahwa sikap syukur tidak hanya sebagai respons terhadap nikmat yang telah tetapi juga sebagai kunci untuk mendapatkan lebih banyak berkah dan rahmat dari Allah.

  1. Menghindari Kufur Nikmat: Sikap syukur adalah cara untuk menghindari ingkar atau kufur nikmat, yang dapat mengakibatkan kehilangan atau penurunan nikmat yang diberikan Allah. Sebagimana yang telah disebutkan diatas bahwa Allah menegaskan jika seseorang bersyukur, nikmat-Nya akan ditingkatkan (QS. Ibrahim [14]: 7), sedangkan jika seseorang mengingkari nikmat-Nya, dapat terjadi kemurkaan dan pengurangan nikmat.

Selain itu Rasullah juga telah mewanti-wanti nikmat yang banyak dari manusia melalaikannya,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ"

Artinya:

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu olehnya: kesehatan dan waktu senggang." (HR. Bukhori no. 6412

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kesehatan dan waktu luang adalah dua nikmat besar dari Allah SWT yang sering kali manusia mengabaikan atau tidak memanfaatkannya dengan baik. Kesehatan memungkinkan kita untuk beribadah dan beraktivitas dengan baik, sedangkan waktu senggang memberi kesempatan untuk melakukan amal shaleh dan memperbaiki diri. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak terlena atau mengabaikan dua nikmat ini, melainkan harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan diri dan orang lain.

Dengan demikian, syukur adalah kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan nikmat yang diberikan Allah SWT. Ini mengikat manusia kepada kesadaran akan kasih sayang dan kemurahan Allah, serta memupuk hubungan yang lebih dalam antara hamba dan Tuhannya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait